PENDIDIKAN
AKIDAH
A.
PENDIDIKAN
A.1.
Defenisi Pendidikan
Pendidikan adalah kata didik yang mendapat
imbuhan ‘pe’ dan ‘an’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, didik memiliki
arti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan. Sedangkan
definisi pendidikan sendiri adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini definisi pendidikan adalah proses atau
perbuatan mendidik.
Definisi Pendidikan
Menurut Para Ahli Definisi
pendidikan juga dapat kita lihat pada berbagai literatur dan gagasan yang
disampaikan oleh banyak ahli. Misalnya Ki
Hajar Dewantara (1889 – 1959) Menurut
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia ini “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan
jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
Definisi
pendidikan menurut John Dewey yang lainnya adalah suatu
proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam
pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula
terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan
social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Salah seorang tokoh bangsa Arab yang
hidup tahun 106 H- 143 H yang bernama Ibnu Muqaffa, mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita
butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita
seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai
peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.” Ibnu Muqaffa
yang menyampaikan definisi pendidikan tersebut
adalah pengarang Kitab Kalilah dan Daminah.
Sedangkan Thompson mengungkapkan bahwa definisi pendidikan
adalah pengaruh lingkungan terhadap
individu untuk menghasilkan perubahan - perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku,
pikiran dan sifatnya. Definisi pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. definisi pendidikan
tersebut ditegaskan oleh M.J. Longeveled.
Dari berbagai definisi pendidikan diatas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah
bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan
anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Semoga
informasi mengenai definisi pendidikan diatas dapat berguna bagi kita semua.
A.2. Ruang Lingkup Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana
dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian,
bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalammya pasti terjadi
atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan
pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada
hakekatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Untuk memperjelas pengertiannya,
berikut ini dikutip beberapa defenisi atau istilah pendidikan: Menurut Carter
V.good dalam "Dictionary Of Education" dijelaskan sebagai
berikut :
a.
Pedagogy
(1) seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar (pengajaran) (2) ilmu yang
sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan
metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan, murid, dalam arti luas
digantikan dengan istilah pendidikan.
b.
Juga
menurut Carter, Education berarti: Proses perkembangan pribadi, Proses sosial,
Professional cources, Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang
tersusun yang di warisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.
Menurut buku "Higher
Educatoin for American Democracy" menyatakan bahwa Pendidikan
ialah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan
pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu
masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas
prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu
masyarakat (bangsa).
Menurut prof. Richey, dalam buku
"Planning for Teaching, an Intruction to Education"
dinyatakan Istilah "Pendidikan" berkenaan dengan fungsi
yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama
membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan
tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang
lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan
adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang
kompleks, modern, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan
lembaga dengan pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses
pendidikan in-formal di luar sekolah.
Menurut prof. Lodge dalam buku
"Philosophy of Education" dinyatakan sebagai
berikut: Perkataan "Pendidikan" dipakai kadang-kadang
dalam pengertian yang lebih luas, kadang-kadang dalam arti yang lebih sempit.
Dalam pengertian yang lebih luas, semua pengalaman dapat dikatakan sebagai
pendidikan. Seorang anak mendidik orang tuanya, seperti pula halnya
seorang murid mendidik gurunya, bahkan seekor anjing mendidik tuannya. Segala
sesuatu yang kita katakana, pikiran atau kerjakan mendidik kita, baik dari
benda-benda hidup maupun benda-benda mati. Dalam pengertian yang lebih luas
ini, hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup. Selanjutnya
dalam pengertian yang lebih sempit, "Pendidikan" dibatasi pada
fungsi tertentu dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat
(tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu
kepada warga masyarakat generasi berikutnya dan demikian seterusnya. Dalam
pengertian yang lebih sempit ini, pendidikan berarti, bahwa prakteknya identik
dengan "Sekolah" yaitu pengajaran formal dalam kondisi yang di
atur.
Menurut Brubacher dalam bukunya
"Modern Philosophies of Education" dinyatakan sebagai
berikut: Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap
pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman, dan alam
semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisi dan
kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani
(pancaindera), oleh dan untuk kepribadian individunya dan kegunaan
masyarakatnya.
Adapun kesimpulan dari beberapa
uraian tentang pengertian pendidikan di atas dapat dikemukakan sebagai berikut
:
1.
Pendidikan
adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan
jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa,
cipta, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera serta
keterampilan-keterampilan).
2.
Pendidikan
berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan,
isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi: keluarga,
sekolah, dan masyarakat (Negara).
3.
Pendidikan
merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan
usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti
ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.
A.3.
Tujuan Pendidikan
Di dalam UU
Nomor 2 tahun 1989
secara jelas disebutkan Tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Sesungguhnya tujuan bagi pendidikan
adalah:
a. Sebagai Arah Pendidikan,
tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan
yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
b.
Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir.
Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan,
namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha
dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.
c.
Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan
merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya,
dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan
setiap usaha.
d.
Memberi nilai pada usaha yang dilakukan.
A.4. Manfaat
Pendidikan
Pada dasarnya sebuah arti dalam
dunia pendidikan sangatlah berarti bagi penerus bangsa khusunya di negara
indonesia ini. pendidikan sangatlah berfungsi serta berperan besar khususnya
didalam sebuah ruang lingkup dunia sekolah, ataupun perguruan tinggi lainnya.
sebuah pendidikan yang dterapkan dalam ruang lingkup sekolah tersebut menjadi tolak ukur berlangsungnya perkembangan
pendidikan yang diajarkan tenaga pendidik khususnya dalam sebuah sekolah
tersebut. contoh kecilnya siswa merasa terpanggil dan turun untuk ikut
serta dalam mempelajari sebuah arti dalam pendidikan tersebut.
Dalam halnya keseharian siswa
tersebut di tuntut agar diterapkan nya ilmu pendidikan dari para guru yang
mengajarnya, selain itu juga perlu kita ketahui bersama bahwa kita pun mesti mengetahui
apa itu dari sebuah fungsi pendidikan , fungsi pendidikan ini sangatlah penting
untuk mengetahui apa manfaat yang memanjang dari dunia pendidikan itu sendiri
dalam artian disini adalah mengalokasikan sumber daya yang tidak hanya antara
berbagai jenis dan tingkat sekolah tetapi juga antara pendidikan dan program
sosial.
Seperti contoh hal kecilnya dari
sebuah program sosial yaitu "organisasi, ekstrakulikuler, UKM dalam dunia
kampus, dll" dan masih banyak lagi yang lainnya. manfaat dari
pendidikan juga harus dihargai oleh semua orang karena untuk memutuskan
bagaimana untuk membiayai pendidikan pada tingkat yang berbeda. Jika manfaat
yang meluas ke komunitas sekolah, ada alasan untuk mempromosikan dana sendiri
untuk proses pendidikan, bahkan bias dari pinjaman. Pendidikan manfaat juga
harus diidentifikasi untuk menafsirkan motivasi pendidik. Dalam pengetahuan
dasar yang dibutuhkan sebagai manfaat pendidikan sehingga proses pendidikan
dapat dievaluasi melalui analisis manfaat biaya yang berkaitan dengan alokasi
dana dan menentukan manajemen.
Pendidikan juga bermanfaat untuk
dikalangan sebuah komunitas-komunitas, forum-forum, karena sebuah pendidikan
tidak hanya diterapkan dalam dunia sekolah maupun perguruan tinggi juga. dalam
artian pendidikan itu mengarah kepada hal yang lebih positif. maka dari itu
pemerintah menunjang agar berlangsungnya sebuah pendidikan yang diterapkan di
sekolah-sekolah agar menjadi lebih baik lagi, sehingga kulaitas pendidikan kita
di mata luar terlihat sangat baik. dengan adanya pendidikan pula seseorang yang
asalnya tidak bisa menjadi bisa itu semua karena proses dari sebuah pendidikan
juga.
Maka dari itu setiap individu tidak
bisa berharap lebih untuk mendapatkan semua manfaat yang telah maju pada saat
ini. Kebanyakan manfaat pendidikan ini menjadi jauh lebih lemah
ketika satu tingkat pendidikan menjadi kurang eksklusif juga. dan harus
memiliki dampak negatif dari pendidikan sekolah.jadi inti dari semuanya bagi
penerus bangsa generasi muda kedepan manfaatkan lah sebuah pendidikan
yang anda jalani karena masa muda anda tidak akan terulang kembali. hanya satu
kali muda dalam hidup ini.
B.
AKHLAK
B.1. Defenisi Akhlak
Akhlak secara terminologi
berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar
untuk melakukan suatu perbuatan
yang baik.
Akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab
yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup
hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang
dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran
apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai
keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan
terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica,
akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan
sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya
dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
Tiga
pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih,
Al Gazali,
dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang
dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu.
Akhlak
ialah seperangkat tata nilai yang bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara
berfikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap alam lingkungannya.
Menurut Al-Ghazali,
Akhlak
ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran
lebih dahulu.
Akhlak
umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan atau sopan
santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan arti kata ethic
(etika).
B.2. Ruang Lingkup Akhlak
1.
Akhlak
pribadi
Yang
paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya
seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf
dan sadar
kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang
tinggi. Manusia
terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah
sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja
manusia mempunyai perbuatan.
2.
Akhlak
berkeluarga
Akhlak
ini meliputi kewajiban orang tua, anak,
dan karib kerabat.
Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua
dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran
–ajaran yang bijak,
setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab
untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki
akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang.
Sehingga anak akan tumbuh secara sabar,
terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri,
kehormatan
dan kemuliaan.
Seorang
anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari
segala manusia
lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya
memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan
ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat,
berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan
permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong
ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan
membelamu bilamana perlu. Pamanmu,
bibimu
dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan
berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya
disetiap keperluan.
3. Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu
ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu
susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak
kemudhorotan, orang tuamu cinta
dan hormat
pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat
pada tetangga.
Pendidikan
kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial
kemasyarakatan, kesusilaan/moral
timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu
manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi
berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling
mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat.
Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib
jika tiap-tiap individu
sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma-
norma kesusilaan yang berlaku.
4.
Akhlak
bernegara
Mereka
yang sebangsa
denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan
berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib
dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang
dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.
5. Akhlak beragama
Akhlak
ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah
ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara
vertikal dengan Tuhan,
maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.
B.3. Tujuan Akhlak
1.
Akhlak mencorak tingkah
laku
Akhlak memainkan peranan yang penting
dalam mencorakkan tingkah laku dan kehidupan seseorang. Setiap tingkah laku
yang lahir daripada manusia sebenarnya adalah cernaan daripada apa yang
tersemat di dalam dirinya. Sebagaimana menurut Al-Ghazali : "Setiap yang ada di dalam hati akan menzahirkan kesannya pada anggota badan
sehinggalah setiap pergerakkannya adalah berlandaskan kepadanya".
Maka dengan ini sehinggalah apabila akhlak
menjadi sehati di dalam diri ia akan melahirkan tindakan spontan, bergantung
kepada nilai akhlak yang ada padanya.
2.
Neraca akhlak
mempengaruhi pertimbangan
Neraca akhlak yang sebati di dalam diri
manusia akan mempengaruhi pertimbangannya dalam menilai sesuatu perbuatan. Oleh
itu, kesahihan dalam pertimbangan ini bergantung kepada sejauh mana kesahihan
neraca yang dipegangnya.
3.
Akhlak mencerminkan
keimanan
Akhlak adalah cermin keimanan seseorang.
Dengan erti
kata lain, iman yang sempurna akan
memprodukkan akhlak yang mulia atau dengan perumpamaan yang mudah, ibarat
pohon yang semata-mata bergantung kepada keelokan akarnya. Sabda Rasulullah S.A.W :
"Di kalangan mu'minin yang paling
sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.
4.
Akhlak sebagai simbol
tamadun manusia
Tamadun sesuatu umat adalah terletak kepada sejauh mana penghayatannya dan
kemurnian sumber peradabannya. Akhlak adalah sebagai mercu tanda, berjaya atau
tidaknya sesuatu umat dalam melakukan proses kemajuan dan pembangunan. Tanpa
akhlak nescaya manusia akan berada di lembah kehinaan biarpun kejayaan material
yang dicapai sangat menakjubkan.
Faktor membelakangkan akhlak jugalah
yang menyebabkan sesuatu umat tersebut tidak mencapai ketamadunan yang
sebenarnya. Contohnya kepercayaan Hindu
yang membelakangkan etika akhlak mengakibatkan umatnya tiada bertamadun seperti
berlakunya perhambaan diri kepada hawa nafsu. Begitu juga tamadun barat yang
berasaskan oleh ideologi kapitalis
dan lain-lain, jatuh satu persatu kerana mengkesampingkan nilai-nilai akhlak.
5.
Akhlak adalah mungkin
perubahan
Aspek keluhuran akhlak dan kerohanian perlulah diambil berat serta diberi
pemfokusan yang utama dalam melakukan setiap agenda perubahan kepada
masyarakat. Ini adalah kerana sebagai mangkin perubahan, sebagaimana yang telah
diulas oleh Imam As Syahid Hassan
Al-Banna sebagai "tongkat perubahan". Ini kerana krisis yang
dihadapi oleh dunia adalah merupakan krisis kejiwaan dan kerohanian sebelum
ianya menjadi krisis ekonomi dan politik.
Begitulah pentingnya akhlak dalam membantu proses perubahan walaupun di saat-
saat kritikal seperti dalam medan peperangan. Sejarah Islam telah membuktikan
bahawa keruntuhan akhlak dan moral akan menggagalkan usaha perubahan.
Seolah-olah akhlaklah yang menjadi sebagai persiapan dan persediaan dalam
menempuh situasi genting perubahan ini. Kita melihat apa yang telah berlaku di
Turki ketika kejatuhan Khalifah
Uthmaniah, di antara faktor kelembapannya dan kejatuhannya adalah
disebabkan keruntuhan nilai akhlak di kalangan pemerintah dan tentera-tenteranya.
Secara kesimpulannya, dapatlah kita
nyatakan bahawa akhlaklah merupakan sumber kekuatan yang dapat mengangkat
darjat manusia ke tahap yang mulia. Ini kerana seseorang insan itu bukan
dilihat berdasarkan tubuh badan atau anggota tetapi ianya dilihat dari segi
perlakuan akhlaknya.
B.4.
Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
o Membersihkan kalbu dari kotoran hawa
nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci.
o Memiliki pengetahuan tentang kriteria
perbuatan baik dan buruk.
o Membersihkan diri manusia dari
perbuatan dosa dan maksiat.
o Menetapkan perbuatan sebagai perbuatan
baik dan buruk.
Akhlak tidak dapat dipisahkan oleh
kehidupan sehari-hari karena akhlak berkaitan erat dengan kehidupan
sehari-hari. Misalkan saja dalam pergaulan, tanpa akhlak pergaulan akan kacau,
karean saling tidak menghargai dan saling meremehkan.
Kemudian akhlak juga berkaitan
erat dalam makanan sehari-hari karena tanpa akhlak bisa saja orang yang lapar
dengan tanpa fikir panjang langsung mengambil makanan orang tanpa mengetahui
makanan itu telah diberikan atau tidak.
Dan yang terakhir akhlak dalam
berpakaian sehari-hari adalah kewajiban yang mutlak yang harus di laksanakan
oleh setiap muslimah yang beriman. Selain dari pada itu, kalau kita bepergian,
lantas kita menutup aurat, kita terlepas dari segala fitnah.
C.
AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
C.1.
Akhlah Terpuji
a.
Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan
Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan
kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang. Hukum
kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya
antara lain: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan
Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa
semua larangan agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan kepada manusia mubah
atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh
kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif
berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
b.
Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang
tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk
adalah takabur. Allah berfirman , Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya,
dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. Al
Isra/17:24) Ayat di atas menjelaskan perintah tawaduk kepada kedua orang tua.
c.
Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling
menghormati dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu
agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6). Ayat tersebut menjelaskan
bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
d.
Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong
royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Allah berfirman, ”…dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al Maidah/5:2)
C.2.
Akhlak Tercela
a.
Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti
merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung. Allah
berfirman, ”Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan
Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.(Karena) bagi laki-laki ada
bagian dari apa yang merekausahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari
mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya…” (Q.S.
AnNisa/4:32)
b.
Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang
terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Allah berfirman, ”Dan jika kamu
membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang
terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
c.
Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan
tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan
tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan
yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah
berfirman, ”…dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang
lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Tentu kamu merasa jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12)
d.
Namimah
Adu domba atau namimah, yakni
menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang
lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah berfirman,
”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan
suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6)
REFERENSI
How to win at slots from a beginner to the expert? - JT Hub
BalasHapusA casino can be a great option 진주 출장안마 if you want to enjoy playing real 공주 출장샵 money slots online but the 춘천 출장샵 basic requirements 청주 출장안마 of the game 당진 출장마사지 are