Sabtu, 23 Februari 2013

pendidikan akhlak



PENDIDIKAN AKIDAH
A.   PENDIDIKAN
A.1. Defenisi Pendidikan
Pendidikan adalah kata didik yang mendapat imbuhan ‘pe’ dan ‘an’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  didik memiliki arti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan. Sedangkan definisi pendidikan sendiri adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini definisi pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik.
Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli Definisi pendidikan juga dapat kita lihat pada berbagai literatur dan gagasan yang disampaikan oleh banyak ahli. Misalnya Ki Hajar Dewantara (1889 – 1959)  Menurut Bapak Pendidikan Nasional Indonesia ini  “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
Definisi pendidikan menurut John Dewey yang lainnya adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H yang bernama Ibnu Muqaffa, mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.” Ibnu Muqaffa yang menyampaikan definisi pendidikan tersebut adalah pengarang Kitab Kalilah dan Daminah.
Sedangkan Thompson mengungkapkan bahwa definisi pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan - perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya. Definisi pendidikan merupakan usaha,  pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. definisi pendidikan tersebut ditegaskan oleh M.J. Longeveled.

Dari berbagai definisi pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Semoga informasi mengenai definisi pendidikan diatas dapat berguna bagi kita semua.

A.2. Ruang Lingkup Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalammya pasti terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Untuk memperjelas pengertiannya, berikut ini dikutip beberapa defenisi atau istilah pendidikan: Menurut Carter V.good dalam "Dictionary Of Education" dijelaskan sebagai berikut :
a.             Pedagogy (1) seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar (pengajaran) (2) ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan, murid, dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
b.            Juga menurut Carter, Education berarti: Proses perkembangan pribadi, Proses sosial, Professional cources, Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang di warisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

Menurut buku "Higher Educatoin for American Democracy" menyatakan bahwa Pendidikan ialah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa).
Menurut prof. Richey, dalam buku "Planning for Teaching, an Intruction to Education" dinyatakan Istilah "Pendidikan" berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks, modern, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan lembaga dengan pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan in-formal di luar sekolah.
Menurut prof. Lodge dalam buku "Philosophy of Education" dinyatakan sebagai berikut: Perkataan "Pendidikan" dipakai kadang-kadang dalam pengertian yang lebih luas, kadang-kadang dalam arti yang lebih sempit. Dalam pengertian yang lebih luas, semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan. Seorang anak mendidik orang tuanya, seperti pula halnya seorang murid mendidik gurunya, bahkan seekor anjing mendidik tuannya. Segala sesuatu yang kita katakana, pikiran atau kerjakan mendidik kita, baik dari benda-benda hidup maupun benda-benda mati. Dalam pengertian yang lebih luas ini, hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup. Selanjutnya dalam pengertian yang lebih sempit, "Pendidikan" dibatasi pada fungsi tertentu dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu kepada warga masyarakat generasi berikutnya dan demikian seterusnya. Dalam pengertian yang lebih sempit ini, pendidikan berarti, bahwa prakteknya identik dengan "Sekolah" yaitu pengajaran formal dalam kondisi yang di atur.
Menurut Brubacher dalam bukunya "Modern Philosophies of Education" dinyatakan sebagai berikut: Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman, dan alam semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisi dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani (pancaindera), oleh dan untuk kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya.
Adapun kesimpulan dari beberapa uraian tentang pengertian pendidikan di atas dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.            Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan).
2.            Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi: keluarga, sekolah, dan masyarakat (Negara).
3.            Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.

A.3. Tujuan Pendidikan
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Sesungguhnya tujuan bagi pendidikan adalah:
a. Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
b. Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.
c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.
d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan.

A.4. Manfaat Pendidikan
Pada dasarnya sebuah arti dalam dunia pendidikan sangatlah berarti bagi penerus bangsa khusunya di negara indonesia ini. pendidikan sangatlah berfungsi serta berperan besar khususnya didalam sebuah ruang lingkup dunia sekolah, ataupun perguruan tinggi lainnya. sebuah pendidikan yang dterapkan dalam ruang lingkup sekolah tersebut menjadi tolak ukur berlangsungnya perkembangan pendidikan yang diajarkan tenaga pendidik khususnya dalam sebuah sekolah tersebut.  contoh kecilnya siswa merasa terpanggil dan turun untuk ikut serta dalam mempelajari sebuah arti dalam pendidikan tersebut.
Dalam halnya keseharian siswa tersebut di tuntut agar diterapkan nya ilmu pendidikan dari para guru yang mengajarnya, selain itu juga perlu kita ketahui bersama bahwa kita pun mesti mengetahui apa itu dari sebuah fungsi pendidikan , fungsi pendidikan ini sangatlah penting untuk mengetahui apa manfaat yang memanjang dari dunia pendidikan itu sendiri dalam artian disini adalah mengalokasikan sumber daya yang tidak hanya antara berbagai jenis dan tingkat sekolah tetapi juga antara pendidikan dan program sosial.
Seperti contoh hal kecilnya dari sebuah program sosial yaitu "organisasi, ekstrakulikuler, UKM dalam dunia kampus, dll" dan masih banyak lagi yang lainnya.  manfaat dari pendidikan juga harus dihargai oleh semua orang karena untuk memutuskan bagaimana untuk membiayai pendidikan pada tingkat yang berbeda. Jika manfaat yang meluas ke komunitas sekolah, ada alasan untuk mempromosikan dana sendiri untuk proses pendidikan, bahkan bias dari pinjaman. Pendidikan manfaat juga harus diidentifikasi untuk menafsirkan motivasi pendidik. Dalam pengetahuan dasar yang dibutuhkan sebagai manfaat pendidikan sehingga proses pendidikan dapat dievaluasi melalui analisis manfaat biaya yang berkaitan dengan alokasi dana dan menentukan manajemen.
Pendidikan juga bermanfaat untuk dikalangan sebuah komunitas-komunitas, forum-forum, karena sebuah pendidikan tidak hanya diterapkan dalam dunia sekolah maupun perguruan tinggi juga. dalam artian pendidikan itu mengarah kepada hal yang lebih positif. maka dari itu pemerintah menunjang agar berlangsungnya sebuah pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah agar menjadi lebih baik lagi, sehingga kulaitas pendidikan kita di mata luar terlihat sangat baik. dengan adanya pendidikan pula seseorang yang asalnya tidak bisa menjadi bisa itu semua karena proses dari sebuah pendidikan juga.
Maka dari itu setiap individu tidak bisa berharap lebih untuk mendapatkan semua manfaat yang telah maju pada saat ini. Kebanyakan manfaat  pendidikan ini  menjadi jauh lebih lemah ketika satu tingkat pendidikan menjadi kurang eksklusif juga. dan harus memiliki dampak negatif dari pendidikan sekolah.jadi inti dari semuanya bagi penerus bangsa generasi muda kedepan manfaatkan lah sebuah pendidikan yang anda jalani karena masa muda anda tidak akan terulang kembali. hanya satu kali muda dalam hidup ini.

B.   AKHLAK
B.1. Defenisi Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Akhlak ialah seperangkat tata nilai yang bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap alam lingkungannya.
Menurut Al-Ghazali,  Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu.
Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan arti kata ethic (etika).

B.2. Ruang Lingkup Akhlak
1.      Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
2.      Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.
3.      Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.
4.      Akhlak bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.
5.      Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.

B.3. Tujuan Akhlak
1.      Akhlak mencorak tingkah laku
Akhlak memainkan peranan yang penting dalam mencorakkan tingkah laku dan kehidupan seseorang. Setiap tingkah laku yang lahir daripada manusia sebenarnya adalah cernaan daripada apa yang tersemat di dalam dirinya. Sebagaimana menurut Al-Ghazali : "Setiap yang ada di dalam hati akan menzahirkan kesannya pada anggota badan sehinggalah setiap pergerakkannya adalah berlandaskan kepadanya".
Maka dengan ini sehinggalah apabila akhlak menjadi sehati di dalam diri ia akan melahirkan tindakan spontan, bergantung kepada nilai akhlak yang ada padanya.
2.      Neraca akhlak mempengaruhi pertimbangan
Neraca akhlak yang sebati di dalam diri manusia akan mempengaruhi pertimbangannya dalam menilai sesuatu perbuatan. Oleh itu, kesahihan dalam pertimbangan ini bergantung kepada sejauh mana kesahihan neraca yang dipegangnya.
3.      Akhlak mencerminkan keimanan
Akhlak adalah cermin keimanan seseorang. Dengan erti kata lain, iman yang sempurna akan memprodukkan akhlak yang mulia atau dengan perumpamaan yang  mudah, ibarat pohon yang semata-mata bergantung kepada keelokan akarnya. Sabda Rasulullah S.A.W  :
            "Di kalangan mu'minin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.
4.      Akhlak sebagai simbol tamadun manusia
Tamadun sesuatu umat adalah terletak kepada sejauh mana penghayatannya dan kemurnian sumber peradabannya. Akhlak adalah sebagai mercu tanda, berjaya atau tidaknya sesuatu umat dalam melakukan proses kemajuan dan pembangunan. Tanpa akhlak nescaya manusia akan berada di lembah kehinaan biarpun kejayaan material yang dicapai sangat menakjubkan.
Faktor membelakangkan akhlak jugalah yang menyebabkan sesuatu umat tersebut tidak mencapai ketamadunan yang sebenarnya. Contohnya kepercayaan Hindu yang membelakangkan etika akhlak mengakibatkan umatnya tiada bertamadun seperti berlakunya perhambaan diri kepada hawa nafsu. Begitu juga tamadun barat yang berasaskan oleh ideologi kapitalis dan lain-lain, jatuh satu persatu kerana mengkesampingkan nilai-nilai akhlak.
5.      Akhlak adalah mungkin perubahan
            Aspek keluhuran akhlak dan kerohanian perlulah diambil berat serta diberi pemfokusan yang utama dalam melakukan setiap agenda perubahan kepada masyarakat. Ini adalah kerana sebagai mangkin perubahan, sebagaimana yang telah diulas oleh Imam As Syahid Hassan Al-Banna sebagai "tongkat perubahan". Ini kerana krisis yang dihadapi oleh dunia adalah merupakan krisis kejiwaan dan kerohanian sebelum ianya menjadi krisis ekonomi  dan politik.
Begitulah pentingnya akhlak dalam  membantu proses perubahan walaupun di saat- saat kritikal seperti dalam medan peperangan. Sejarah Islam telah membuktikan bahawa keruntuhan akhlak dan moral akan menggagalkan usaha perubahan. Seolah-olah akhlaklah yang menjadi sebagai persiapan dan persediaan dalam menempuh situasi genting perubahan ini. Kita melihat apa yang telah berlaku di Turki ketika kejatuhan Khalifah  Uthmaniah, di antara faktor kelembapannya dan kejatuhannya adalah disebabkan keruntuhan nilai akhlak di kalangan pemerintah dan tentera-tenteranya.
Secara kesimpulannya, dapatlah kita nyatakan bahawa akhlaklah merupakan sumber kekuatan yang dapat mengangkat darjat manusia ke tahap yang mulia. Ini kerana seseorang insan itu bukan dilihat berdasarkan tubuh badan atau anggota tetapi ianya dilihat dari segi perlakuan akhlaknya.


B.4. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
o   Membersihkan kalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci.
o   Memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk.
o   Membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat.
o   Menetapkan perbuatan sebagai perbuatan baik dan buruk.
 Akhlak tidak dapat dipisahkan oleh kehidupan sehari-hari karena akhlak berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Misalkan saja dalam pergaulan, tanpa akhlak pergaulan akan kacau, karean saling tidak menghargai dan saling meremehkan.
 Kemudian akhlak juga berkaitan erat dalam makanan sehari-hari karena tanpa akhlak bisa saja orang yang lapar dengan tanpa fikir panjang langsung mengambil makanan orang  tanpa mengetahui makanan itu telah diberikan atau tidak.
 Dan yang terakhir akhlak dalam berpakaian sehari-hari adalah kewajiban yang mutlak yang harus di laksanakan oleh setiap muslimah yang beriman. Selain dari pada itu, kalau kita bepergian, lantas kita menutup aurat, kita terlepas dari segala fitnah.

C.   AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
C.1. Akhlah Terpuji
a.      Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang. Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
b.      Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Allah berfirman , Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. Al Isra/17:24) Ayat di atas menjelaskan perintah tawaduk kepada kedua orang tua.
c.       Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6). Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
d.      Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Allah berfirman, ”…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al Maidah/5:2)

C.2. Akhlak Tercela
a.      Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.(Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang merekausahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya…” (Q.S. AnNisa/4:32)
b.      Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Allah berfirman, ”Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
c.       Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman, ”…dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12)
d.      Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6)


REFERENSI

1 komentar:

  1. How to win at slots from a beginner to the expert? - JT Hub
    A casino can be a great option 진주 출장안마 if you want to enjoy playing real 공주 출장샵 money slots online but the 춘천 출장샵 basic requirements 청주 출장안마 of the game 당진 출장마사지 are

    BalasHapus